Aksara KOMA

TERKADANG TERLALU BANYAK KOMA MENYULITKAN GUE UNTUK BERPIKIR KAPAN HARUS MEMBERI TITIK UNTUK MENGAKHIRI  SEMUA INI.

Hidup itu pilihan, entah apapun yang lo pilih pasti ada skenario baru yang bakal dan harus jalanin sebaik mungkin.
Inilah hidup, keras; sampai-sampai batu saja tak mampu menggambarkan sekeras apa itu hidup.

Ngomongin soal skenario hidup, sekarang gue masih ngerangkai kembali skenario hidup gue yang sudah terkesan gagal. mungkin kata gagal terlalu kasar untuk menggambarkannya karena itu gue biasa menyebutnya skenario gue lagi di improvisasi sama Tuhan.
Gue masih di kasih kesempatan buat membenahi apa-apa yang belum gue benahi selama ini dan intinya tetap nikmatin dan jalanin apapun yang Tuhan berikan.

Sejujurnya kalimat diatas hanyalah sekadar penggembira hidup gue. hehe
Yang teramat sangat jujur, sekarang ini gue massih depresi akan sebuah kegagalan.
Orang bijak sering bilang, "Berani berhasil harus berani gagal karena kegagalan itu pembelajaran bagi seseorang untuk meraih kesuksesan", dan semoga wacana seperti itu bisa berfungsi di hidup gue.

Teka-teki hidup penuh akan tanda tanya, bertanya akan akhir seperti apakah kelak yang akan gue jalanin. Happy ending atau sad ending, harusnya gue siap buat hadepin itu.
Bukankah cerita cinta remaja selalu berakhir dengan si tokoh utama bisa bertemu dengan cinta sejatinya ? atau yang ngenes si antagonis terkadang harus terpaksa mati biar lebih dramatis. Sekarang yang gue pertanyakan jadi peran apakah gue ? pemeran utamakah ? antagoniskah ? atau bahkan figurankah ?, akan tetapi amat sangat lucu kalo gue jadi figuran di skenario hidup gue sendiri. dongkol pasti, jadi figuran kan hanya sesekali lewat dan entah muka gue kesorot kamera atau ga. apa yang jadi kebanggaan kalo gitu, apa yang mau di tunjukin ke orang-orang. penghargaan apa yang gue dapet dari seorang figuran ? pemeran figuran terbaik ? oke itu ga adil.

Hidup itu cuma sebentar untuk kita habisin kalo cuma buat jadi figuran, kalo bisa sih lo habisin hidup untuk terus berguna bagi orang lain.
Coba jadi lilin di saat mati lampu, memberi cahaya ketika gelap. Mencoba jadi motor di setiap hal. jadi penggerak, jadi pencetus. Siapa lagi yang bakal gerak kalo bukan diri sendiri, ngandelin orang belum tentu puas sama hasil kerjaa mereka. sekarang pilihan kita cuma dua, mau jadi lilin atau sekadar jadi bayangannya. jadi pencetus atau pengikut. that's your choice. :)  



0 komentar :

Posting Komentar